Jika acara bertajuk Kampus Biru Menolak Ayah ini semacam perayaan atas karya fiksi
saya, jadilah mengingatkan dengan kegiatan penulisan saya, yang saya jalani secara tidak
sungguh-sungguh. Sungguh, sebab sebagai debutan tahun 1970an, saya berkarya fiksi
dengan novel yang pada dasarnya lahir dari suatu kecelakaan, bukan dari cita-cita.
Benar kecelakaan, tapi syukurlah ternyata tidak celaka. Dari awal, dambaan saya untuk
penulisan adalah jurnalisme, yaitu kegiatan yang bertumpu pada realitas atau fakta, bukan
pada fiksi. https://youtube.com/live/2flzDm2pmxM
Jika merunut ke belakang, jalan yang saya tempuh kiranya boleh dibilang memang serba
kecelakaan. Sejak duduk di SMP, saya terpesona dengan Melawat ke Barat karya seorang
wartawan yaitu Adinegoro alias Djamaluddin gelar Datuk Maradjo Sutan. Buku itu
merupakan reportase perjalanan yang mendeskripsikan fakta-fakta dari rute kapal laut dari
Jawa ke Eropa. Dalam beberapa kesempatan dia memberikan konteks kesejarahan dari
obyek yang dilihatnya. Reportase itu mencerminkan kepekaan faktual dan kekayaan
referensi pengetahuan, dapat menggugah imajinasi visual pembaca. https://ashadisiregar.com/wp-content/uploads/2025/10/dari-kampusbirumenolakayah.pdf
Dari Kampus Biru ke Menolak Ayah
Posted by Ashadi Siregar on 05/10/2025
https://ashadisiregar.com/2025/10/05/dari-kampus-biru-ke-menolak-ayah/
Pos Sebelumnya
Borobudur Writers.id
Borobudur Writers.id
Pos Berikutnya
Bermain-main dengan AI
Bermain-main dengan AI
Tinggalkan komentar