Puisi Hariadi Saptono

Puisi dari novel MENOLAK AYAH

Oleh HARIADI SAPTONO
Tondiku Menolak Ayahku

Tondi
Engkaukah Jaka Tarub
Hutan Toba
Yang mencuri dua mahkota bidadari
Kerna tondimu dendam
atau guncang dalam gelinjang

Habibah dan Longgom
Satu kata di mulutmu:
Di mana kau selama ini
Aku mencarimu
Yg satu hadiah Si Bualbuali yg menderu
Yg satu terkam harimau buas ladang bisu

Dua tubuh satu pelukan
Sunyi gerilya jadi rangkul kasih
Pada dua pundak ringkih

Apalagi Inang menelepon menambahi:
Cuma ingin dengar suaramuuu…
Lalu bisa ketawa melampaui duka busuk
tak terperi

Lalu banjir Gestok bawa korban
Tiga adinda berantakan
Lalu ibu tiri gigil merana
Lalu Tando
Lalu Ingot
Lalu kasih jernih
Tapi juga otot yang ngotot
Kau pilih

Kau simpan Ompung
dalam piso pelindung
Kau rawat Ompungboru
dalam memori langit jernih
dan riak-riak Toba nan biru

Tondiku jelas bukan tondi Musashi
Yang tegar sangar memilih kahyangan
Aku Jaka Tarub Pusuk Buhit
Yang pahit dan enggan mati

Dengan “brayut” sekian nyawa dan jiwa bergelayut
Aku bertanya-tanya:
Inikah warisan sejarah
Aku tolak Pardomutua amangku
Aku juga tolak lakon parbaringin
Cuma kasih..
Serpih kasih dan tondi yg kupunya
Lain tidak
Kecuali gairah mengabadi
Akulah tondi yg menubuh dalam pedih..
Jogja, 31 Juli 2018

Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: